Part 12: Jejak yang Tersisa
Tosan memacu motornya melalui jalan-jalan yang sepi di Sidoarjo. Setiap tetes hujan yang jatuh menambah berat suasana di hatinya. Meskipun hujan hanya gerimis, ia merasa seperti seluruh dunia mendukung perjalanannya—atau mungkin malah menantang. Ia merasakan sesuatu yang berbeda pada malam itu. Semua yang terjadi sejak ia memulai pekerjaan sebagai kurir seolah mengarah pada satu titik: sebuah titik yang tak bisa ia hindari.
Perasaan tak nyaman itu tidak menghilang meskipun ia sudah menempuh beberapa kilometer. Ada banyak hal yang belum ia pahami. Mengapa dirinya yang terpilih? Apa yang sebenarnya ada di balik semua pengiriman yang ia lakukan? Dan yang paling penting, apa yang ingin dicapai oleh pria berjubah hitam itu dan kelompok misterius ini? Banyak pertanyaan yang membanjiri pikirannya, tetapi jawaban yang ia cari masih terasa jauh, terselubung di balik kabut misteri.
Ponsel di saku jaketnya berbunyi. Tosan menarik napas panjang dan mengeluarkan ponsel itu. Sebuah pesan baru muncul di layar, disertai dengan instruksi lebih lanjut. Ia mengetuk layar dengan tangan yang sedikit gemetar, membaca pesan yang berisi alamat dan koordinat baru. Lokasi yang akan ia tuju terletak cukup jauh, dan meskipun ia tidak tahu apa yang menunggunya di sana, ia tahu bahwa ia harus sampai.
Ia kembali menatap jalan di depannya, mencoba menenangkan pikiran. Pekerjaannya dulu sebagai kurir hanya soal mengantar barang dari titik A ke titik B. Tidak lebih. Tapi sekarang, setiap langkah yang ia ambil seolah membawa bobot yang lebih besar. Di setiap persimpangan, setiap jalan yang ia lewati, seolah ada sesuatu yang menuntunnya. Apakah itu nasib? Atau apakah ini benar-benar pilihan yang ia buat sendiri?
Perjalanan kali ini terasa berbeda dari yang sebelumnya. Tosan melewati jalan-jalan yang lebih sepi, lebih gelap. Hanya lampu jalan yang redup yang menemani perjalanan malamnya. Di beberapa titik, ia merasakan mata-mata yang mengawasi dari kejauhan, namun ia tidak bisa memastikan apakah itu hanya perasaannya saja ataukah memang ada seseorang yang mengikuti jejaknya.
Tosan mencoba untuk tetap fokus pada jalan, tetapi pikiran dan perasaan yang bercampur aduk semakin sulit untuk diabaikan. Ia mulai merenung. Apa yang terjadi jika ia gagal? Jika ia tidak bisa menyelesaikan tugas ini? Apa yang akan terjadi padanya? Atau lebih parah lagi, apa yang akan terjadi pada orang-orang di sekitarnya? Tosan tidak tahu apa yang sedang dipertaruhkan, tetapi satu hal yang ia tahu pasti: dunia yang ia jalani sekarang bukanlah dunia yang ia kenal. Ia terjebak dalam pusaran yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Tiba-tiba, ponselnya berdering lagi. Kali ini, panggilan masuk. Nama yang tertera di layar membuatnya terhenyak. Andi.
Tosan menjawab panggilan itu, meskipun ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Suara Andi di ujung sana terdengar lebih tegang dari biasanya.
“Halo, Tosan?” Andi memulai, suaranya terdengar cemas. “Kamu baik-baik saja? Kamu masih di jalan?”
Tosan mengangguk meskipun Andi tidak bisa melihatnya. “Ya, saya di jalan, Andi. Masih lanjut ke lokasi yang kamu beri.”
Andi terdiam sejenak. Tosan bisa mendengar suara napas Andi yang berat, seolah dia ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu.
“Tosan, dengar…” suara Andi kembali terdengar, kali ini lebih serius. “Aku tahu ini terdengar gila, tapi kamu harus berhati-hati. Ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini, lebih dari yang kita kira. Aku merasa kamu sudah masuk ke dalam permainan yang sangat berbahaya.”
Tosan terdiam. Kata-kata Andi memunculkan rasa gelisah di dalam dirinya. Ia sudah merasa ada yang tidak beres, tetapi mendengar pengakuan Andi membuat semuanya terasa lebih nyata.
“Apa maksudmu, Andi?” Tosan bertanya, mencoba menjaga suara tetap tenang. “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Andi menghela napas panjang. “Aku tidak tahu semua detailnya, Tosan. Tapi aku merasa sudah cukup lama berada di dalam dunia ini untuk tahu bahwa ada orang-orang yang mengendalikan segala sesuatu di belakang layar. Mereka tidak hanya menggunakan kamu, mereka sudah merencanakan ini semua sejak lama. Ini bukan hanya tentang barang yang kamu kirim atau orang yang kamu antar. Ini tentang informasi, tentang kontrol, dan mereka pasti akan melibatkan kamu lebih dalam lagi.”
Tosan merasa perutnya mual. Pikiran itu membuatnya semakin bingung. Sejak pertama kali Andi menawarkan pekerjaan kurir ini padanya, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dan berbahaya.
“Tosan, kamu harus berhati-hati. Jangan percayakan semuanya pada mereka yang di balik itu. Aku tidak bisa memberi tahu banyak, tapi aku yakin kamu mulai merasakan ada yang aneh dengan semua ini.”
Tosan merasa ketegangan semakin meliputi dirinya. Ia tidak tahu apakah harus percaya sepenuhnya pada Andi atau tidak, tetapi peringatan itu membuatnya semakin sadar akan bahaya yang mengintai.
“Aku akan berhati-hati, Andi,” jawab Tosan, meskipun ia tahu bahwa ia sedang berjalan ke dalam kegelapan yang lebih dalam. “Aku akan menyelesaikan tugas ini.”
Andi terdiam sejenak, seakan ragu untuk mengatakan lebih banyak. “Hati-hati, Tosan. Jangan biarkan dirimu menjadi pion dalam permainan ini.”
Tosan menutup panggilan itu dengan perasaan yang campur aduk. Kata-kata Andi menggema di pikirannya, dan meskipun ia merasa lebih waspada, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa mundur sekarang. Setiap pengiriman yang ia lakukan, setiap langkah yang ia ambil, membawa ia semakin dekat ke tujuan yang lebih besar.
Dengan napas yang semakin berat, Tosan mempercepat laju motornya. Hujan semakin deras, namun ia tidak merasa sejuk sedikit pun. Sebaliknya, perasaan panas menyelimuti tubuhnya. Apa yang harus ia lakukan? Setiap rute yang ia lewati kini terasa seperti sebuah ujian besar. Ia harus menemukan jalan keluarnya, menemukan petunjuk yang tersembunyi di balik semua ini.
Tosan tahu satu hal: ia harus sampai ke lokasi tujuan, apapun yang terjadi. Namun, semakin ia mendekati tujuan, semakin ia merasa ada sesuatu yang mengintai di setiap sudut. Seseorang atau sesuatu yang menunggu di balik bayang-bayang. Entah apa yang akan ia temui, namun ia tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai.
Posting Komentar