Tosan Kurir, Part 9: Jejak yang Menyatu


 

Part 9: Jejak yang Menyatu

Motor Tosan melaju menyusuri jalanan yang mulai sepi. Meski langkah kakinya terasa berat, ia tahu bahwa ia tidak bisa mundur lagi. Suara mesin motor yang bergemuruh seakan menjadi irama yang mengiringi pikirannya yang kacau. Setiap belokan jalan, setiap simpang yang dilewati, terasa seolah menuntunnya menuju takdir yang semakin jelas, meskipun ia belum tahu apa yang menantinya di ujung sana.

Perasaan yang semula hanya berupa ketidakpastian kini mulai berubah menjadi keyakinan yang aneh. Semua yang ia jalani sebagai seorang kurir, dari awal yang sederhana hingga perjalanan yang penuh teka-teki ini, seperti dipersiapkan untuk membawa ia ke sebuah titik di mana semuanya akan terungkap. Namun, semakin ia melangkah, semakin ia merasakan bahwa dirinya semakin terperangkap. Tak ada jalan mundur.

Saat Tosan terus mengayuh motor, pikirannya melayang kembali ke percakapan dengan pria berjubah hitam tadi. Kata-kata pria itu terus berputar di kepalanya: “Kamu adalah kunci, Tosan. Semua ini terjadi karena kamu.” Tosan merasa bingung, bahkan sedikit kesal. Kunci apa yang dimaksud pria itu? Bagaimana mungkin ia yang baru terjun dalam dunia kurir ini tiba-tiba dipilih untuk memainkan peran besar dalam sebuah misteri yang melibatkan lebih banyak orang daripada yang ia bayangkan?

Tapi pada saat yang sama, ada sesuatu dalam dirinya yang mulai terbuka. Semua pengiriman yang ia lakukan sebelumnya, yang selalu terasa begitu aneh—seperti ada yang mengawasinya, seperti ada yang mengarahkan langkahnya—sekarang mulai terasa lebih jelas. Setiap rute, setiap lokasi yang ia kunjungi, rasanya seperti bagian dari puzzle besar yang sedang ia coba selesaikan.

Tosan berhenti sebentar di sebuah lampu merah. Ia menatap refleksinya di kaca spion motor, wajahnya terlihat lelah, namun ada sorot mata yang berbeda. Mata itu penuh tekad. Ia sadar, tidak peduli seberapa menakutkan jalan yang akan dilalui, ia tidak akan berhenti. Jawaban yang ia cari mungkin ada di balik semua ini. Bahkan jika itu berarti ia harus berhadapan dengan kegelapan yang lebih dalam.

Setibanya di lokasi yang dimaksud, Tosan terkejut melihat bangunan yang ada di depannya. Itu adalah sebuah gudang besar yang tampaknya sudah lama tidak digunakan. Pintu besar yang terbuat dari baja berkarat tampak tertutup rapat, dengan sedikit cahaya yang merembes keluar dari celah-celah kecil di dinding. Tosan merasa ada sesuatu yang ganjil dengan tempat ini. Tak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada suara apapun, seolah bangunan itu menunggu kedatangannya.

Ia mematikan mesin motor dan mendekat ke pintu gudang, dengan hati-hati. Ia menatap sekelilingnya, merasa seperti dia sedang diawasi, meskipun tidak ada seorang pun di sana. Ada rasa cemas yang menggelayuti dirinya, namun rasa ingin tahunya lebih besar. Tanpa berpikir panjang, Tosan mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada pria berjubah hitam tadi: “Saya sudah sampai. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?”

Tak lama setelahnya, ponselnya bergetar. Pesan balasan datang dengan cepat: “Masuk saja. Kami menunggu di dalam.”

Tanpa ragu, Tosan mendorong pintu gudang yang berat itu. Suara berderit terdengar keras saat pintu terbuka, memecah kesunyian yang begitu tebal. Begitu ia melangkah masuk, rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya membuatnya merasa seperti berada di tempat yang jauh lebih dalam dari sekadar sebuah gudang kosong. Di dalam, suasananya sunyi, hanya ada beberapa lampu redup yang menerangi ruangan yang luas dan kosong.

Langkah Tosan menggema di lantai beton yang dingin. Ia berjalan perlahan, mencoba untuk mengenali suara-suara yang mulai terdengar samar—seperti bisikan, atau mungkin suara langkah kaki yang sangat pelan. Rasa cemas kembali menyelimuti dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini? Siapa yang menunggu di dalam?

“Selamat datang, Tosan,” suara seseorang terdengar tiba-tiba dari belakangnya. Tosan menoleh, dan matanya bertemu dengan sosok pria berjubah hitam yang tadi bertemu dengannya di jalan. Namun kali ini, pria itu bukan sendirian. Ada dua orang lagi yang berdiri di belakangnya, mengenakan pakaian yang serupa—semuanya tampak seperti bagian dari sebuah kelompok yang sudah lama terorganisir.

“Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan?” Tosan bertanya, meskipun suaranya sedikit bergetar. Ia merasa ada ketegangan yang sangat kuat di udara, seperti ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di sini—sesuatu yang jauh melampaui pemahamannya.

Pria berjubah hitam itu hanya tersenyum tipis. “Kami sudah menunggu lama untuk kedatanganmu, Tosan. Kamu tidak menyadari betapa pentingnya dirimu dalam permainan ini. Kamu telah berjalan di rute yang kami tentukan, tanpa kamu sadari. Setiap langkah yang kamu ambil, setiap barang yang kamu kirim, membawa kamu lebih dekat pada apa yang akan terjadi malam ini.”

Tosan merasa dirinya semakin terjebak dalam sebuah misteri yang ia tak tahu bagaimana cara keluar. “Apa maksud kalian? Saya hanya seorang kurir. Apa yang kalian bicarakan?”

“Percayalah, Tosan,” jawab pria itu dengan suara yang lebih dalam, “Kamu lebih dari sekadar seorang kurir. Kamu adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Semua yang terjadi di sekitarmu, semua yang kamu alami, bukan kebetulan. Setiap pengiriman, setiap barang yang kamu bawa, semuanya mengarah padamu. Kamu adalah kunci untuk membuka sesuatu yang sangat penting—dan sangat berbahaya.”

Tosan terdiam, perasaan cemas dan bingung bercampur aduk dalam dirinya. Namun, ada satu hal yang semakin jelas dalam pikirannya: ini bukan sekadar pekerjaan kurir biasa. Semua yang ia jalani sekarang adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar, dan ia sudah berada terlalu jauh untuk mundur. Ia harus melangkah lebih dalam ke dalam dunia ini, apapun risikonya.

“Kami telah mempersiapkanmu, Tosan,” kata pria berjubah hitam itu, “dan sekarang, kamu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Dengan langkah perlahan, pria itu melangkah maju, menunjukkan sebuah pintu kecil yang tersembunyi di sudut ruangan. Tosan hanya bisa mengikutinya, perasaan ketegangan semakin menghimpit dada. Apakah ini jawaban yang ia cari? Ataukah ini justru akan membawa ia lebih dalam ke dalam kegelapan yang tak bisa ia hindari?

0 komentar

Terkait

Kurir Sidoarjo | # - # | Memberikan layanan Kurir Dalam Kota yang murah, mudah, praktis dan amanah

Layanan Ambil dan Kirim Barang dalam Kota Sidoarjo - Surabaya dan sekitarnya : | WhatsApp : 0858 0666 1138 |