Tosan Kurir, Part 5: Jejak yang Tersisa


 

Part 5: Jejak yang Tersisa

Setelah mengantarkan paket ke rumah yang misterius itu, Tosan merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Pikirannya terus melayang, mencoba mencerna semua yang baru saja ia alami. Rute yang ia lewati tadi bukanlah rute biasa, dan pertemuan dengan pria di rumah itu juga terasa sangat aneh. Semua terasa begitu cepat, seperti ada kekuatan tak terlihat yang mengatur semuanya.

Saat kembali ke motor, Tosan masih merasa ada yang salah, namun ia tidak tahu pasti apa itu. Ia memutuskan untuk pulang, meninggalkan lorong sempit dan gang-gang gelap itu, dan kembali ke rumahnya yang lebih tenang di pinggir sungai. Perjalanan pulang terasa lebih lama dari biasanya. Pikiran Tosan terus berputar, merenung tentang apa yang baru saja terjadi.

Saat ia sampai di rumah, suasana di sekitar rumahnya terasa lebih menenangkan. Udara malam yang segar dan suara gemericik air sungai yang mengalir lembut membuat Tosan sedikit lebih tenang. Ia meletakkan helm dan jaketnya, lalu duduk di kursi depan rumah sambil menghela napas panjang. Tangan kanannya memegang ponsel, membuka aplikasi pesan untuk memastikan kalau tidak ada instruksi lain dari pelanggan.

Namun, sesuatu yang aneh terjadi. Di layar ponsel Tosan, tidak ada pesan baru dari Mas Danu atau siapa pun. Seharusnya, jika pekerjaan selesai, pelanggan akan memberikan umpan balik atau sekadar mengucapkan terima kasih. Namun, ponsel Tosan hanya menampilkan layar kosong. Tidak ada pesan, tidak ada panggilan.

Tosan memutuskan untuk menghubungi nomor yang diberikan Mas Danu lagi. Ia menekan tombol telepon, berharap kali ini nomor tersebut dapat tersambung. Namun, tak ada jawaban. Suara panggilan yang kosong terdengar di telinga Tosan, seolah-olah nomor itu tidak ada.

Pikiran Tosan semakin kacau. Ia tahu bahwa nomor yang diberikan bukan nomor baru, karena sebelumnya, ia sempat berkomunikasi dengan nomor itu. Namun sekarang, nomor itu hilang begitu saja. Tosan merasa bingung dan mulai bertanya-tanya apakah ia telah jatuh ke dalam jebakan atau ada yang tidak beres dalam tugas kali ini.

Ia memutuskan untuk mencoba lebih sabar. Mungkin saja, ini hanya kesalahan teknis atau ada penundaan yang tidak terduga. Namun, perasaan tidak nyaman tetap menggelayuti dirinya. Tosan memutuskan untuk menutup ponselnya sejenak dan berbaring di tempat tidur. Pikiran-pikirannya berputar, mencoba mencerna kejadian hari ini. Tidak hanya soal rute yang misterius dan rumah yang aneh, tetapi juga soal dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya ia cari dalam pekerjaan ini? Apakah ini benar-benar jalan yang tepat untuknya?

Tosan berpikir tentang masa lalu. Ketika ia masih bekerja di pabrik, hidupnya terasa lebih sederhana. Meski pekerjaan di pabrik melelahkan, setidaknya ia tahu apa yang diharapkan setiap hari. Namun kini, setelah ia memutuskan untuk menjadi seorang kurir dan menjalankan usaha sendiri, semuanya terasa lebih tidak pasti. Terkadang, pekerjaan ini membawa kebahagiaan, tapi di sisi lain, sering kali membawa kekhawatiran dan ketidakpastian.

Seiring dengan perasaan itu, Tosan memejamkan matanya, mencoba tidur. Namun, pikirannya tetap aktif, dan perasaan gelisah itu tak kunjung reda. Akhirnya, ia memutuskan untuk bangun lagi dan menyusuri halaman rumahnya. Malam itu, udara terasa begitu segar, dan suara gemericik air sungai yang mengalir semakin menenangkan pikiran Tosan. Dia tahu, bahwa meski hari ini penuh dengan ketidakpastian dan rasa takut, ia harus terus berjalan.


Tepat ketika ia berdiri di halaman rumah, Tosan merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah bayangan bergerak cepat di belakangnya. Ia menoleh dengan cepat, namun tidak ada siapa pun di sekitar. Hanya angin malam yang bertiup lembut dan suara dedaunan yang bergerak. Tosan merasa ada yang mengawasinya, tetapi tak ada yang dapat ia lihat dengan jelas.

"Perasaan ini... apa yang sebenarnya terjadi?" gumamnya dalam hati.

Tosan kembali ke dalam rumah, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Namun, meskipun ia telah mencoba tidur, matanya tetap terjaga, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal. Ponselnya yang masih tergeletak di meja sebelah tempat tidurnya tiba-tiba berbunyi. Tosan terkejut, lalu dengan cepat mengambilnya.

Di layar ponsel, sebuah pesan baru muncul. Kali ini, bukan dari Mas Danu, melainkan dari nomor yang tidak dikenalnya. Hanya ada satu kalimat singkat di dalam pesan itu: "Kami menunggumu di tempat yang sama. Jangan lewatkan kesempatan berikutnya."

Pesan itu membuat Tosan merinding. Ia merasa ketakutan, tetapi juga penasaran. Siapa yang mengirim pesan itu? Mengapa tiba-tiba ada pesan seperti ini? Apa maksud dari kata-kata itu?

Tosan meletakkan ponselnya dan duduk di tepi tempat tidur, berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ini hanya kebetulan? Atau ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi? Tosan tahu, ia harus berhati-hati dan menjaga kewaspadaan, tetapi juga merasa bahwa ia tidak bisa menghindari misteri yang sedang terungkap di hadapannya.

Esok hari, ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun, kali ini, dengan hati yang lebih waspada, penuh pertanyaan yang belum terjawab. Pekerjaan ini, yang awalnya terlihat sederhana, kini mulai membuka lebih banyak lapisan yang tersembunyi. Tosan merasa bahwa perjalanan baru saja dimulai, dan ia belum tahu apa yang akan dihadapinya ke depan. Namun satu hal yang pasti: ia tidak akan mundur, meskipun bayang-bayang misteri terus mengikutinya.

0 komentar

Terkait

Kurir Sidoarjo | # - # | Memberikan layanan Kurir Dalam Kota yang murah, mudah, praktis dan amanah

Layanan Ambil dan Kirim Barang dalam Kota Sidoarjo - Surabaya dan sekitarnya : | WhatsApp : 0858 0666 1138 |