Tosan Kurir, Part 6: Bayangan di Setiap Langkah


 

Part 6: Bayangan di Setiap Langkah

Tosan menatap layar ponselnya dengan rasa takut yang mulai merayap di hatinya. Pesan singkat yang baru saja diterimanya itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. "Kami menunggumu di tempat yang sama. Jangan lewatkan kesempatan berikutnya." Kata-kata itu berputar di pikirannya, seperti sebuah teka-teki yang harus ia pecahkan. Ada banyak pertanyaan yang muncul, tetapi jawaban tidak kunjung datang. Siapa yang mengirim pesan itu? Apa yang sebenarnya terjadi di balik pekerjaan kurir yang seharusnya sederhana ini?

Malam itu, Tosan berusaha untuk tidur, namun kantuk terasa jauh darinya. Pikirannya terus dihantui pesan yang tidak jelas itu. Ia merasa tidak tenang, seolah ada sesuatu yang lebih besar yang sedang mengawasi dan menunggunya. "Mungkin ini hanya paranoia," pikirnya. "Mungkin saja ini hanya sebuah kebetulan."

Namun, semakin ia mencoba untuk melupakan pesan itu, semakin ia merasa ada yang aneh. Ponselnya masih tergeletak di samping tempat tidur, dan sesekali, ia menoleh ke layar, memastikan tidak ada pesan lain yang masuk. Semua tetap diam. Tapi perasaan gelisah di dalam dirinya semakin memuncak, seolah ada sesuatu yang hendak terjadi, dan Tosan harus siap menghadapinya.

Pagi itu, ia bangun lebih awal dari biasanya. Matahari sudah terbit, dan cahaya pagi menembus celah-celah jendela rumahnya yang menghadap ke sungai. Tosan duduk sebentar, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Setelah merenung, ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. Pekerjaan adalah yang harus ia lakukan, dan ia tidak boleh membiarkan ketakutan menghentikan langkahnya. Ia tahu, meskipun ada bayangan yang menghantui, hidupnya harus terus berjalan.

Namun, sesuatu yang tidak biasa terjadi pagi itu. Ponselnya berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Jantung Tosan berdegup kencang, dan ia merasa darahnya berdesir di tubuhnya. Dengan tangan sedikit gemetar, ia mengangkat telepon.

"Mas Tosan?" suara di ujung telepon terdengar sangat familiar, namun ia tidak bisa langsung mengenali siapa itu. "Ini saya, Mas Danu."

Tosan menghela napas lega, meskipun rasa curiga masih ada di dalam dirinya. Ia merasa lebih tenang mendengar suara Mas Danu. "Mas Danu, saya baru saja menerima pesan aneh. Pesan itu datang dari nomor yang tidak saya kenal. Katanya, mereka menunggu saya di tempat yang sama. Apa maksudnya?" tanya Tosan dengan hati-hati.

Di sisi lain, suara Mas Danu terdengar sedikit cemas. "Itu... itu bukan dari saya, Mas Tosan. Saya tidak mengirim pesan seperti itu. Jangan khawatir, itu mungkin hanya spam atau pesan dari orang yang tidak bertanggung jawab."

Namun, Tosan masih merasakan ada sesuatu yang salah. Ia bisa mendengar sedikit kegelisahan dalam suara Mas Danu, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan. "Tapi, Mas, saya merasa ada yang aneh. Semalam, saya mengantarkan paket ke alamat yang berbeda dari yang biasa saya terima. Itu... itu bukan tempat biasa. Bahkan nomor telepon yang diberikan juga tidak aktif. Dan setelah itu, saya menerima pesan itu. Apa yang sebenarnya terjadi, Mas?"

Mas Danu terdiam sejenak. Tosan bisa mendengar suara desahan pelan di ujung telepon. "Saya tidak tahu pasti, Mas Tosan. Namun, kalau ada sesuatu yang mencurigakan, sebaiknya Anda berhati-hati. Jangan terjebak dalam hal-hal yang bisa berbahaya. Kalau Anda merasa tidak nyaman, lebih baik hentikan saja."

Tosan merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar kata-kata Mas Danu. Namun, perasaan was-was tetap ada. Ia tahu, meskipun Mas Danu berusaha menenangkan dirinya, ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar pengiriman barang yang ia lakukan setiap hari.

Hari itu, Tosan melanjutkan pekerjaannya. Ia harus mengantarkan beberapa paket ke beberapa alamat di sekitar Sidoarjo. Setiap kali ia melewati jalan-jalan yang sudah sangat familiar baginya, ia tidak bisa menepis perasaan bahwa ia sedang diawasi. Beberapa kali, ia merasa ada kendaraan yang mengikuti jejaknya. Namun, ketika ia berusaha melihat lebih jelas, kendaraan itu menghilang, seperti bayangan yang hanya ada di ujung matanya.

Ketika ia sampai di sebuah persimpangan, Tosan melihat sebuah motor berhenti di sisi jalan. Seorang pria bertopi hitam berdiri di samping motor itu, dengan tangan menyembunyikan sesuatu di dalam jaketnya. Pria itu melihat Tosan dengan tatapan yang tajam, namun Tosan hanya memperhatikan sekilas dan melanjutkan perjalanan.

Namun, dalam hati, ia merasa ada yang tidak beres. Apa yang sebenarnya terjadi di kota ini? Mengapa ia merasa seperti ada seseorang yang mengikuti langkahnya? Tosan mulai menyadari bahwa pekerjaannya sebagai kurir tidak semudah yang ia bayangkan. Di balik setiap pengiriman, ada cerita yang belum terungkap. Ada orang-orang yang bersembunyi di balik bayang-bayang, menunggu untuk muncul di saat yang tak terduga.

Tosan mempercepat laju motornya, mencoba untuk mengabaikan rasa takut yang perlahan-lahan mulai merayapi dirinya. Ia tahu bahwa jalan yang ia pilih adalah jalan yang penuh tantangan. Namun, ia tidak bisa mundur. Tidak sekarang. Pekerjaan ini bukan hanya soal mengantarkan barang. Ini adalah ujian bagi dirinya, untuk bertahan dan mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik setiap rute yang ia lewati.

Hari itu, perjalanan Tosan terasa lebih panjang dari biasanya. Setiap jalan yang ia lewati tampak lebih gelap, lebih sempit, seolah kota ini menyembunyikan banyak rahasia. Ia merasa seperti ada sesuatu yang terus membuntutinya, namun ia tidak bisa melihat dengan jelas apa itu. Hanya ada rasa cemas yang terus menguasai dirinya.

Sampai akhirnya, Tosan menerima sebuah pesan lagi. Pesan itu kali ini datang dengan format yang lebih jelas. "Kami tahu kamu sedang menghindar. Jangan lari, Tosan. Kami menunggumu di tempat yang sama. Jangan biarkan kesempatan ini terlewat."

Pesan itu kembali mengganggu pikiran Tosan. Ia merasa tubuhnya kaku, dan motor yang ia kendarai terasa lebih berat. Tosan tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu. Ada banyak hal yang tidak ia ketahui, dan perasaan gelisah itu semakin besar. Tetapi, ia juga sadar bahwa tidak ada jalan keluar yang mudah. Jika ia ingin mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ia harus berani menghadapi semua ini, meskipun itu berarti masuk ke dalam kegelapan yang belum ia pahami.

Dengan tekad yang bulat, Tosan melanjutkan perjalanan. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang menunggunya di balik misteri ini? Tosan tidak tahu pasti, namun ia tahu bahwa tidak ada jalan lain. Dalam hidupnya, ia sudah terlalu banyak mengalami hal-hal yang tidak terduga. Dan kali ini, ia tidak akan mundur.

0 komentar

Terkait

Kurir Sidoarjo | # - # | Memberikan layanan Kurir Dalam Kota yang murah, mudah, praktis dan amanah

Layanan Ambil dan Kirim Barang dalam Kota Sidoarjo - Surabaya dan sekitarnya : | WhatsApp : 0858 0666 1138 |